Jembatan
suramadu
Achmad iqbal
dedy firmansyah
01 (satu)
IX H
Ini kisah tentang Jembatan Suramadu (Gambar 1), jembatan yang hari Rabu
tanggal 10 Juni 2009 diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Jembatan Suramadu dimulai pembangunannya pada tanggal 20 Agustus 2003, secara
resmi dicanangkan pembangunannya oleh MEGAWATI SOEKARNOPUTRI Presiden RI saat
itu. Tujuan pembangunan jembatan ini antara lain adalah dengan Jembatan
Suramadu, yang akan menghubungkan Surabaya dengan Pulau Madura melalui jalan
darat, diharapkan ketimpangan sosial dapat segera direduksi. Arus transportasi
yang cepat dan efektif akan membuat perkembangan Madura segera melejit,
bersaing dengan daerah-daerah lain.
Gambar 1. Jembatan Suramadu. Dikutip dari Kompas.Com, Selasa 16 Juni 2009.
Data Fisik
Menurut Suarasurabaya.net, Konstruksinya terdiri dari 3 bagian yaitu
causeway,
approach bridge dan
main bridge. Dari total panjang jembatan
sejauh 5.438 m terdiri dari
causeway sisi Surabaya 1.458 m,
causeway
sisi Madura 1.818 m. Bentang tengah panjang keseluruhan mencapai 2.162 m
terdiri dari dua
approach bridge masing-masing 672 m dan
main
bridge sepanjang 818 m. Panjang jalan pendekat di sisi Surabaya mencapai
4,35 km dan di sisi Madura 11,50 km.
Penghubung pulau yang memakan biaya hingga Rp4,5 triliun ini menyediakan
akses khusus sepeda motor. Letaknya di sisi kanan dan kiri jembatan dengan
lebar masing-masing 3,05 meter. Total lebar jembatan mencapai 30 meter (2 x 15
meter). Di tiap jalur (arah Surabaya maupun arah Madura) akan ada jalur lambat
masing-masing berukuran 2,2 meter. Kemudian, di tiap jalur akan ada dua jalur
cepat yang masing-masing selebar 3,5 meter.
Pencetus Ide
Dari penelusuran
Suarasurabaya.net, ide awal pembangunan
jembatan ini berawal pada tahun 1960-an. Ada beberapa versi tentang siapa
pencetus awal pembangunan jembatan ini. Diantaranya adalah Prof. Dr. SEDYATMO
(alm) yang mengusulkan sebuah ide mengenai hubungan langsung antara pulau
Sumatera dan Jawa. Sebuah ide dan teroboson ‘berani’ di masanya. Ide itu ternyata
mendapat respon.
Versi lainnya menyebut MOHAMMAD NOER mantan Gubernur Jawa Timur sebagai
pencetusnya yang kemudian ditindaklanjuti oleh Prof. Dr. SEDYATMO (alm) dengan
konsep hubungan langsung antar pulau.
Percikan Saat Peresmian
Warga Madura merasa dilecehkan Presiden dan Gubernur Jatim dalam peresmian
Jembatan Suramadu. Ini terjadi karena dalam sambutan Presiden dan Gubernur sama
sekali tidak menyebut nama M. NOER mantan Gubernur Jatim yang jadi satu
diantara sesepuh dan tokoh Madura sekaligus pencetus gagasan Jembatan Suramadu.
AHMAD ZAINI Ketua Umum Dewan Pembangunan Madura pada TEGUH reporter Suara
Surabaya, Rabu (10/06) mengatakan dengan tidak disebutnya M. NOER sebagai tokoh
pencetus gagasan Jembatan Suramadu merupakan upaya penghilangan sejarah dalam
momen yang sangat bersejarah untuk bangsa Indonesia ini.
Antusiasme Masyarakat
Dibuka menjelang pukul 13.00 WIB, Sabtu 13 Juni 2009, PT Jasa Marga bersama
PJR kewalahan mengatasi membludaknya pengunjung Jembatan Suramadu.
Ir. AGUS PURNOMO Kepala Cabang PT Jasa Marga Surabaya mengakui kewalahan di
uji coba pertama pembukaan Jembatan Suramadu ini, Sabtu (13/06). Dilaporkan
para pendengar Suara Surabaya, Sabtu (13/06), banyak kendaraan roda empat dan
roda dua yang berhenti di bentang jembatan.
Bahkan tidak sedikit roda dua yang berboncengan 2 dan 3. Padahal, sudah ada
rambu-rambu larangan berhenti dan berboncengan lebih dari 2.
Pada Suara Surabaya, Sabtu (13/06), AGUS mengatakan antusias warga untuk
mencoba akses Jembatan Suramadu sudah terlihat sebelum jembatan dibuka. Panjang
antrian kendaraan mencapai 0,5 km.
“Kalau dikeluarkan, petugas kewalahan. Waktu dibuka, mereka saling serobot.
Terus terang kita
kecolongan. Tapi, kita terus lakukan penertiban.
Mudah-mudahan ke depan, masyarakat lebih tertib dan patuh pada rambu-rambu,”
ujar AGUS.
Sebenarnya, kata AGUS, kondisi ini sudah diantisipasi dengan mengerahkan
petugas polisi, satpam dan dari PJR maupun PT Jasa Marga sendiri. Namun,
ternyata tidak bisa mengendalikan para pengunjung yang terlalu banyak.
Pencurian
Baru satu minggu diresmikan, sebanyak 46 lampu penerangan Jembatan Suramadu
di bagian bentang utama atau
main span telah hilang. Sebelumnya,
beberapa mur pagar besi di pinggir jembatan yang berfungsi sebagai pelindung
motor juga hilang. Parahnya, ditemukan beberapa goresan pisau di
cable
stayed yang berfungsi menahan dua pilar utama Jembatan Suramadu.
Demikian diungkapkan Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional V
Departemen Pekerjaan Umum AG Ismail, Selasa (16/6) di Surabaya. Ada laporan
resmi dari pekerja proyek China tentang hilangnya beberapa lampu penerangan,
mur, dan goresan di beberapa
cable stayed.
Semula, peristiwa pencurian tersebut disangkal, seperti
kutipan berika berikut ini.
Polres Bangkalan pastikan tidak ada kasus pencurian mur dan lampu di sekitar
Jembatan Nasional Surabaya-Madura (Suramadu), seperti kabar yang sudah beredar
di masyarakat.
“Kabar pencurian mur dan lampu itu hanya isu. Di Jembatan Suramadu tidak ada
kasus tersebut. Ini setelah kami bersama Jasa Marga dan Polsek Kenjeran
(Surabaya) melakukan pengecekan di lokasi,” kata Kapolsek Sukolilo AKP Sutadji,
Kamis (18/6).
Ia menjelaskan, kabar tersebut merupakan informasi yang menyesatkan. Pasalnya,
setelah dilakukan pengecekan secara seksama, tidak ada yang namanya mur dan
lampu hilang di jembatan terpanjang di Asia Tenggara (5.438 meter) itu.
“Saya imbau kepada pengguna jalan atau masyarakat tidak perlu khawatir atas isu
yang berkembang ini karena tidak betul,” katanya.
Tetapi kemudian Pemerintah akhirnya mengakui terjadinya pencurian
tersebut.
Pemerintah akhirnya mengakui sudah terjadi pencurian besi dan komponen
seperti baut dan mur di Jembatan Suramadu. Akan tetapi saat ini sudah
dapat dikendalikan setelah uji coba berakhir pada Rabu (17/6).
“Memang ada laporan pencurian dan sebagainya, tetapi sekarang sudah dapat
dikendalikan, serta kejadian itu sudah dilaporkan ke Kepolisian,” kata Dirjen
Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum Hermanto Dardak di Jakarta, Jumat (19/6).
Menurut Hermanto, sejak beroperasi penuh Rabu lalu, PT Jasa Marga sudah
menyiapkan petugas Patroli Jalan Raya (PJR), sehingga tidak ada lagi kendaraan
yang berhenti di tengah jalan.
Sampai hari Jum’at 19 Juni 2009, Besi-besi berupa mur dan baut serta puluhan
lampu penerangan pada Jembatan Suramadu terus dicuri orang. Sebagian mur dan
baut ditemukan dalam keadaan kendur atau patah, padahal mur dan baut pada pagar
besi pembatas lajur motor dan mobil itu berfungsi melindungi pengendara motor
agar tak terjatuh ke laut.
Sedikitnya 75 mur di pagar pelindung motor arah Surabaya-Madura hilang, 25
mur kendur, dan 6 baut patah. Dari sisi Madura-Surabaya, 8 mur kendur, puluhan
baut hilang, dan beberapa baut serta mur rambu-rambu putar arah (U-turn)
hilang. Sedangkan lampu yang hilang pada Selasa lalu ada 42 lampu penerangan
box girder (balok baja di bentang tengah jembatan). Lampu tersebut berfungsi
sebagai penerangan pada saat petugas menginspeksi rangka jembata
Kriminalitas Pertama
I Made Adi Wirawan (42), warga asal Kabupaten Tabanan, yang juga anggota dewan
di Bali, menjadi korban perampokan di pintu masuk/keluar Jembatan
Suramadu, Dusun Sekar Bungoh, Desa Labang, Kecamatan Labang, Kabupaten
Bangkalan, Jawa Timur.
Akibatnya, telepon seluler milik Wirawan lenyap dirampas perampok. Korban
mengalami kerugian sebesar Rp 3 juta. Kini, kasus perampokan tersebut ditangani
Polsek Sukolilo. Kapolsek Sukolilo AKP Sutadji, Kamis (18/6), membenarkan kabar
itu. Ia mengatakan, kasus perampokan itu terjadi ketika korban menikmati
jembatan Suramadu (5.438 meter) yang berada di atas Selat Madura.
“Saat korban asyik mengambil gambar (berfoto) di Suramadu, korban didatangi
seorang pelaku, sementara pelaku lainnya berada di atas sepeda motor. Kemudian,
pelaku merampas HP korban dan langsung kabur ke arah Utara (Surabaya),” kata
Sutadji.
Keamanan Jembatan
Pengamanan Jembatan Suramadu tidak hanya dilakukan dari atas jembatan saja.
Untuk mengantisipasi sabotase terhadap jembatan sepanjang 5,4 km itu,
Direktorat Kepolisian Air (Ditpolair) Polda Jatim untuk melakukan patroli di
sekitar bawah jembatan.Rencananya Ditpolair akan didirikan 3 pos yang terletak
di bawah jembatan sisi Surabaya, tiang pancang tengah dan sisi Bangkalan
Madura.
“Kita akan mengamankan wilayah Jembatan Suramadu khususnya di perairan di
sekitar bawah jembatan,” kata Dirpolair Polda Jatim AKBP Anang S Hidayat, Senin
(15/6/2009).
Anang mengatakan, rencananya petugas dari Polair akan melakukan pengamanan
di bentang sisi Surabaya, bentang tengah dan sisi Bangkalan Madura. “Kita akan
melakukan patroli untuk melakukan pengawasan dan pengamanan di sekitar bawah
jembatan selama 24 jam dengan dukungan tiga alat utama yakni 2 speedboat dan 1
unit jetski. Petugas yang berpatroli sebanyak kurang lebih 10 personil,”
tuturnya.
“Untuk pendirian pos itu masih menunggu hasil koordinasi dengan pihak
pengelola jembatan, Jasa Marga maupun Polda Jatim,” terangnya.
Demikian sekilas kisah tentang Jembatan Suramadu.